Kampung Batik Kauman

 


                           Kampung Batik Kauman

  Kampung Batik Kauman Solo sedang viral di media sosial. Kampung itu memiliki pembeda yang unik, termasuk soal sejarahnya. Kawasan itu kini ramai disambangi untuk diabadikan setiap sudutnya. Tidak hanya menjadi sentranya batik, Kauman bertransformasi menjadi rujukan wisata walking tour populer di kota liwet. Lokasinya yang strategis dekat Jalan Slamet Riyadi dan mudah diakses. Selain itu, areanya yang tidak terlalu luas hanya sekitar 0,196 km persegi. Membuatnya tidak bosan dan melelahkan untuk di explore hanya dengan berjalan kaki saja.

    Kauman diketahui dulunya adalah kampung tempat tinggal para santri dan ulama yang mengajar di Masjid Agung Surakarta. Para istrinya lalu mengisi kegiatan dengan membatik. Batik tersebut akhirnya didistribusikan pada bangsawan, raja, dan kerabatnya di Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran. Dari situlah cikal bakal Kauman menjadi kampung batik. Sejak 2006, Kauman ditetapkan sebagai kampung wisata batik di Solo. Mulanya lokasi ini hanya berupa home industry dan belum memiliki showroom. Namun, setelah batik dikenal luas oleh masyarakat dan akhirnya disahkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, perkembangannya menjadi semakin di modernisasi.

   
 Mulanya, terdapat hampir 100 toko batik yang bernaung. Namun seiring berjalannya waktu, sejumlah toko harus gulung tikar atau mengalami pergeseran usaha untuk dapat bertahan. Anita menganggap penyebab utama adalah tidak adanya penerus usaha di generasi muda. Kauman kini menjadi semakin komplit dengan hadirnya resto dan kafe sebagai wisata kuliner. Jadi, tidak hanya berjalan-jalan saja, traveler bisa menikmati masakan khas Solo di sini. Selain itu kauman juga menawarkan experience membatik tulis dan batik cap.










Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Panglipuran

Taman Nasional komodo